Watermark Generatif: Senjata Baru Deteksi Konten AI Palsu (Deepfake)

Di tengah ledakan konten buatan AI, deepfake menjadi senjata berbahaya.  Data Sumsub menunjukkan peningkatan 4x lipat deepfake global dari 2023–2024, menyumbang 7% penipuan digital—mulai dari pemalsuan identitas hingga rekayasa sosial.
Contoh nyata terjadi di Hong Kong, karyawan tertipu deepfake suara CFO yang merugikan perusahaan $25 juta.
Indonesia pun tak luput, misalnya kasus deepfake Presiden Prabowo Subianto untuk penipuan “bantuan fiktif” menjangkau 20 provinsi.

Cara Kerja Watermark Generatif

 
Watermark generatif adalah tanda digital tak kasatmata yang disematkan ke konten AI (gambar, video, audio, atau teks).
Berbeda dengan watermark konvensional, teknologi watermark generatif dirancang tahan manipulasi seperti cropping, kompresi, atau filter.
Watermark generatif bekerja dengan dua algoritma kunci, yaitu:
  1. Embedding Algorithm menyisipkan kode unik ke dalam konten (teks, gambar, audio, video) saat dibuat oleh AI.  Kode bisa berupa pola statistik dalam teks atau modifikasi piksel tak terlihat pada gambar.
  2. Membaca kode tersembunyi (Detection Algorithm) tersebut untuk memverifikasi apakah konten berasal dari AI, bahkan menelusuri model pembuatnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *